Minggu, 12 Juli 2009

Michael Schumacher

Michael Schumacher adalah seorang pembalap sejati di F1. Dia telah menjadi juara dunia 7 kali, 2 kali bersama Benetton dan 5 kali bersama Ferrari. Menurut website resmi Formula satu, dia adalah “pembalap terhebat yang pernah ada saat ini”. Dia juga satu-satunya pembalap Jerman yang menjadi juara dunia F1 serta berperan besar dalam mempopulerkan F1 di Jerman. Pada survey yang dilakukan oleh FIA tahun 2006, dia terpilih sebagai pembalap paling populer dan memiliki fans paling banyak.

Setelah sesi balapan tahun 2006, dia memutuskan untuk pensiun dan saat ini dia menjadi penasehat dan sesekali menjadi test driver untuk Ferrari. Selain itu dia juga menjadi duta UNESCO dan menjadi pembicara di berbagai seminar tentang keamanan berkendara. Seluruh hidupnya saat ini dicurahkan dalam berbagai usaha kemanusiaan dan telah mendonasikan puluhan juta dolar untuk kegiatan sosial.

Setelah 2 kali menjadi juara dunia bersama Benetton, pada tahun 1996 Michael Schumacher hengkang ke Ferrari dan bersama Ferrari ini pula pada tahun 2000 – 2004 dia berhasil meraih 5 juara dunia. Di ajang F1 dia memegang banyak rekor yaitu menjadi juara dunia paling banyak, lap tercepat, serta pole position terbanyak. Di seluruh musim balapan yang diikutinya, dia satu-satunya pembalap F1 yang berhasil meraih podium paling banyak, terutama pada tahun 2002.

Michael Schumacher adalah anak dari pasangan Rolf Schumacher, seorang tukang batu (bricklayer), dan Elisabeth. Dia lahir pada tanggal 3 Januari 1969 di Hürth-Hermülheim, Germany. Sejak masih balita Schumacher sudah menyukai hal-hal yang berkaitan dengan mobil (gokart) dan balapan. Pada usia 4 tahun, ayahnya memodifikasi gokartnya dengan menambahkan mesin sepeda motor. Ayahnya juga yang mendaftarkan dia dalam club gokart di Kerpen-Horrem dan menjadi anggota termuda saat itu. Agar anaknya bisa bersaing dalam lomba, ayahnya segera mereparasi gokartnya dengan komponen-komponen bekas dan pada usia 6 tahun dia untuk pertama kalinya meraih kemenangan di kejuaraan tersebut. Untuk lebih mensupport anaknya dalam lomba, Rolf Schumacher mengambil kerja sampingan di sirkuit yaitu menyewakan dan mereparasi gokart sementara istrinya bekerja di kantin sirkuit. Ketika Shumacher memerlukan sebuah mesin gokart baru seharga 800 DM (400 €) penghasilan orang tuanya tidak lagi mencukupi, tetapi atas dukungan dari para pengusaha setempat dia masih bisa melanjutkan mengikuti berbagai perlombaan.

Namun Schumacher saat itu belum bisa menjadi pembalap gokart profesional, karena usianya yang masih di bawah 14 tahun. Peraturan di Jerman seseorang pembalap gokart baru bisa memperoleh SIM gokart minimal pada usia 14 tahun. Karena hasrat membalapnya yang menggebu Schumacher mengambil SIM-nya di Luxembourg dan meraihnya pada tahun 1981 (di usia 12 tahun). Tahun 1983 dia baru memperoleh SIM Jerman dan setelah itu dia memenangi berbagai perlombaan gokart yunior di Jerman dan Eropa. Di tahun 1985 dia bergabung dengan dealer Eurokart Adolf Neubert dan sekitar tahun 1987 dia baru berhasil meraih juara gokart Jerman dan Eropa, dimana pada saat itu pula dia memutuskan mundur dari sekolahnya dan mulai bekerja sebagai mekanik. Di tahun 1988 dia mencoba untuk mengikuti single-seat car racing yaitu pada seri lomba German Formula Ford and Formula König, yang menjuarainya tidak lama kemudian.

Debutnya di Formula 3 terjadi pada tahun 1989, saat dia menandatangani kontrak dengan tim Formula 3 Willi Weber’s WTS. Setelah itu, dengan dana dari Weber, dia mengikuti seri Formula 3 Jerman dan meraih juara pada tahun 1990. Menjelang berakhirnya kompetisi tahun 1990, semasa masih dengan rival terberatnya Heinz-Harald Frentzen and Karl Wendlinger di Formula 3, dia mengikuti program balapan Mercedes yunior dalam World Sports-Prototype Championship. Keputusan ini tidak lazim bagi seorang pembalap muda seperti Schumacher karena kebanyakan pembalap menjadikan Formula 3 sebagai awal untuk untuk bisa berlomba di F1. Meskipun demikian, Weber menyarankan dia untuk menjelaskan keputusannya itu pada konferensi pers dan berusaha sekuat tenaga membalap jarak jauh (long distance races) tersebut untuk menopang karirnya.

Pada ajang perlombaan tersebut Schumacher memperoleh keberuntungan untuk pertama kalinya dengan Sauber-Mercedes C11 di Autódromo Hermanos Rodríguez, dimana pada sesi final dia berada di urutan ke 5. Di tahun 1991 dalam World Sportscar Championship season dia juga berhasil meraih kemenangan di urutan ke 9 pada sesi final balapan di Autopolis Jepang dengan mengendarai Sauber-Mercedes- Benz C291. Di tahun itu pula dia mengikuti kompetisi Formula 3 di Japanese Formula 3000 Championship dan finis di urutan ke 2.

Debut pertama Schumacher di F1 bersama Bennetton

Schumacher memulai debutnya di F1 dengan tim Jordan-Ford pada tahun 1991 pula yaitu ketika dia mengikuti lomba grand prix Belgia, dengan nomor mobil 32, menggantikan Bertrand Gachot. Padahal waktu itu dia masih dikontrak sebagai pembalap Mercedes, dan untuk debut pertamanya itulah Mercedes terpaksa harus membayar Jordan $150,000. Schumacher berhasil mengesankan tim Jordan ketika pada saat kualifikasi berada pada posisi ke 7, meskipun pada sesi lomba hanya bertahan 1 lap karena masalah kopling (clutch).

Masih di musim lomba yang sama, manajemen Mercedes baru melepas kontraknya dengan Schumacher ketika dia menandatangani kontrak dengan Benetton-Ford. Ini bisa terjadi karena Mercedes dendam terhadap tim Jordan karena tidak segera mengikat kontrak dengan Schumacher. Bersama Benetton pada musim balapan tahun 1991 itu dia berhasil meraih 4 angka dari 6 kali lomba yang diikutinya.

Pada musim lomba 1992 Schumacher untuk pertama kalinya naik podium dengan mengendarai conventional Benetton B192, setelah finis di urutan ke 3 dalam Mexican Grand Prix. Dia baru berhasil menjadi juara pertama pada Belgian Grand Prix dalam kondisi sirkuit yang basah, dimana selanjutnya pada tahun 2003 dia disebut sebagai ”raja sirkuit basah”. Pada musim balapan tahun 1992 itu dia berhasil mengumpulkan 53 angka, 3 angka di bawah Patrese sebagai runner-up. Sementara di musim balapan 1993 dia berhasil mengumpulkan 52 angka dan berada diurutan ke 4.

Michael Schumacher meraih juara dunianya yang pertama pada tahun 1994, dengan mengendarai Bennetton B194. Dia memenangi 6 lomba dari 7 lomba yang pertama. Pada musim balapan tahun 1995, masih bersama Bennetton, Schumacher sukses mempertahankan gelar juara dunianya. Dia mengumpulkan 33 angka lebih banyak dibanding runner-up Damon Hill. Dia pula yang berperan besar dalam menempatkan tim Bennetton sebagai juara konstruktor yang kemudian tercatat dalam sejarah F1 sebagai juara dunia F1 termuda 2 kali.

Kisah sukses Schumacher bersama Ferrari hingga pensiun

Tahun 1996 Schumacher hengkang dari Bennetton dan bergabung bersama Scuderia Ferrari, yaitu suatu tim yang terakhir memperoleh kemenangan melalui pembalapnya Jody Scheckter di tahun 1979 dan tidak pernah meraih juara konstruktor sejak tahun 1983. Dia meninggalkan Bennetton setahun sebelum kontraknya berakhir. Setahun kemudian, 2 karyawan Bennetton Rory Byrne and Ross Brawn, direktur teknik Bennetton sejak tahun 1991 yang berperan besar terhadap kemenangan Schumacher dan tim tahun 1994 dan 1995, memutuskan mundur dan menemani Schumacher di Ferrari juga. Hal ini makin meningkatkan semangat dan motivasi Schumacher untuk meraih kemenangan bersama Ferrari. Berkat Schumacher, Rory Byrne, Ross Brawn, dan Jean Todt (hired in 1993) pada musim tahun 1996 Schumacher finish di urutan ke 3, dan mendongkrak Ferrari sebagai juara ke 2 konstruktor.

Atas dukungan Schumacher Ferrari berhasil meraih juara konstruktor pertamanya pada tahun 1999, meskipun pada musim itu dia harus kehilangan kesempatan juara dunianya karena cedera kaki akibat kecelakaan rem belakangnya macet di grand prix Inggris. Schumacher baru mempersembahkan juara dunia kali pertama untuk Ferrari dan yang ke 3 kalinya setelah pindah dari Bennetton pada tahun 2000, setelah melewati perjuangan panjang melawan Mika Häkkinen. Tahun 2001 dia juga berhasil meraih juara dunia yang ke 4 kalinya dengan mengumpulkan 123 angka, 58 angka di atas David Coulthard sebagai runner-up. Demikian juga pada musim tahun 2002, dengan mengendarai Ferrari F2002 dia berhasil mempertahankan juara dunianya. Kali ini dia bersaing ketat dengan rekan setimnya Rubens Barrichello.

Pada tahun 2003 dia berhasil memecahkan rekor Juan Manuel Fangio (5 kali meraih juara dunia) dengan menggondol juara dunianya yang ke 6. Pesaing ketatnya adalah tim McLaren Mercedes (Kimi Räikkönen) dan Williams BMW (Ralf Schumacher and Juan Pablo Montoya). Sementara di tahun 2004 dia memenangi 12 dari 13 lomba pertama, hanya sekali gagal finish di Monaco setelah bertabrakan dengan Juan Pablo Montoya. Pada musim itu dia mengunci gelar juara dunianya yang ke 7 di grand prix Belgia. Angka yang dikumpulkannya di akhir musim adalah 148, 34 angka di atas runner-up teman setimnya Rubens Barrichello.

Di musim lomba tahun 2005 terjadi kontroversi masalah ban dimana ban Michelin yang dipakai sebagian besar tim dianggap paling aman kala itu. Beberapa tim yang menggunakan Bridgestone bahkan sempat keluar (dropped-out atau boikot) dari lomba saat akan start di United States Grand Prix karena tidak kunjung terjadi kesepakatan antara FIA dan tim-tim. Perubahan peraturan ban pada musim 2005 memang menguntungkan tim pemakai Michelin dan sekaligus mengurangi dominasi Ferrari, dan itu pula yang menyebabkan Ferrari kehilangan gelar juara dunia maupun juara konstruktor. Indikasi ini terlihat ketika Michael Schumacher berbicara kepada pers di pertengahan musim “I don’t think I can count myself in this battle any more. It was like trying to fight with a blunted weapon…. If your weapons are weak you don’t have a chance“.

Di akhir karirnya di F1 tahun 2006, setelah 3 lomba Schumi (julukan populer Michael Schumacher) baru mengumpulkan 11 angka atau 17 angka di bawah Fernando Alonso. Dia selanjutnya memenangi 2 lomba berikutnya, kemenangan pertamanya setelah 18 bulan, tidak termasuk boikot masal pembalap di United States Grand Prix pada tahun 2005. Pada grand prix Canada, lomba ke 9 pada musim itu, angka Schumi 25 poin di bawah Alonso namun 3 kemenangan berikutnya bisa memperkecil jarak menjadi 11 angka di bawah Alonso. Dia meraih keberuntungan sebagai pemimpin lomba untuk pertama kalinya di musim itu setelah meraih keberuntungan di sirkuit Italia dan China, dimana Alonso mengalami masalah Mesin dan ban. Meskipun kala itu angka Schumi dan Alonso sama, tetapi Schumi tetap sebagai pemimpin lomba karena dia memenangi lomba lebih banyak dibanding Alonso. Persaingan dengan Alonso, yang mengendarai Renault, terus berlanjut hingga di grand prix Jepang namun karena dia mengalami kerusakan mesin, Alonso akhirnya memenangi lomba tersebut. Dengan hanya 1 lomba terakhir, yaitu di grand prix Brazil, dia bisa menjadi juara dunia bila Alonso tidak meraih angka satupun dan dia menjadi juaranya. Ternyata Alonso-lah pemenangnya dan dia menjadi juara dunia untuk kali pertama bersama tim Renault. Untuk lomba terakhirnya ini, sebelum seremonial lomba, legenda sepakbola dunia Pelé mempersembahkan sebuah trophy ke Schumacher sebagai penghargaan atas dedikasinya terhadap F1.

Keluarga Schumacher dan Kehidupan Pribadinya

Schumacher menikah dengan Corinna Betsch pada bulan Agustus 1995 dan dikarunia 2 anak, Gina-Maria (born in 1997) dan Mick (born in 1999). Selain mengendarai mobil F1, hobi Schumi lainnya adalah naik kuda dan bermain sepakbola. Dia sangat protektif terhadap kehidupan pribadinya, termasuk kepada para wartawan. Keluarganya tinggal di dekat Gland, Switzerland di mansion seluas 650 m² dengan garasi di bawah tanah dan stasiun BBM sendiri, di pinggir pantai Lake Geneva. Pada tahun 2005 majalah Eurobusiness menetapkan Schumacher sebagai milyarder dunia yang berasal dari atlit. Penghasilannya pada tahun 2004 dilaporkan berkisar $ 80 million. Sementara di majalah Forbes Schumacher menduduki rangking 17 dari “The World’s Most Powerful Celebrities“. Penghasilan dia paling banyak berasal dari iklan diantaranya dari Deutsche Vermögensberatung yang membayar dia $ 8 juta selama 3 tahun sejak tahun 1999. Dia juga telah menyumbangkan uangnya sebanyak $ 10 juta kepada para korban Indian Ocean earthquake pada tahun 2004.

Schumacher adalah duta besar khusus UNESCO dan telah mendonasikan 1.5 juta Euro ke organisasi itu. Dia juga ikut berperan membangun sekolah untuk anak-anak miskin di Dakar, Senegal. Dia juga membantu anak-anak korban perang di Sarajevo. Hingga sekarang selama 4 tahun terakhir dia telah menyumbangkan dana sekurang-kurangnya $ 50 juta. Schumacher juga berpartisipasi dalam kampanye FIA European road safety, sebagai bagian dari hukumannya setelah melakukan pelanggaran pada grand prix Eropa tahun 1997, yaitu mendukung kampanye Make Roads Safe, untuk menekan kejadian meninggal di jalan raya.

Pada tahun 2008, dia berperan dalam iklan kampanye bersama Bacardi untuk meningkatkan perhatian terhadap bahayanya minuman keras, dengan pesan kampanye “drinking and driving don’t mix”. Kampanye itu disiarkan ke seluruh dunia melalui TV, bioskop dan media online. Masih di tahun 2008, dia juga menyumbangkan uangnya ke Bill Clinton melalui William J. Clinton Presidential Center and Park setidaknya sebesar 5,000,000 Dollars.

Ya…, Schumi memang legenda balap F1 saat ini. Dia memberi inspirasi kepada para pembalap lain untuk maju dan meraih kesuksesan. Dia juga yang memberi contoh bagaimana seharusnya seorang selebriti bersikap dan berperilaku, apalagi setelah tidak lagi mampu berkarya di bidangnya. Selamat Schumi, anda memang hebat dan layak mendapat pujian dari semua orang.

Tidak ada komentar: