Kamis, 05 November 2009

Atlanta and Three Golden Apples


Beratus- ratus tahun yang lalu, negeri yunani diperintahkan oleh seorang raja bernama Jason. Pada zaman itu masih banyak perang. Kerajaan- kerajaan kecil harus memiliki pasukan yang kuat untuk menjaga diri. Raja Jason mendambakan seorang putera mahkota yang dapat di latih ilmu perang, dan dapat membela negara serta menggantikannya jika dia sudah tua. Tapi, raja pun tidak selalu memperoleh apa yang di inginkannya.

Permaisuri melahirkan seorang putri mungil. Raja jason sangat kecewa. Malah akhirnya dia murka. “mengapa dewa- dewa mengejekku dengan mengirimkan seorang putri mungil, padahal yang kubutuhkan adalah putera mahkota?” teriaknya. Raja lalu memerintahkan pelayannya untukmembuang puteri itu- puteri atlanta namanya ke gunung yang terpencil agar mati dimangsa binatang buas.

Ketika malam tiba, bayi mungil itu menangis sendiri di tepi hutan. Dia belum mati. Seekor beruang besar berbulu coklat sedang berjalan santai ke sarangnya ketika dia mendengar tangis atlanta. Kedengarannya seperti suara tangis anak beruang. Atlanta di gendong dan di bawanya ke gua untuk di rawat dan dibesarkan. Hari demi hari berlalu, bayi mungil itu tumbuh pesat sehat dan kuat.

Dari bayi tak berdaya, lalu belajar merangkak, lalu berjalan, dan akhirnya pintar berlari. Atlanta mengikuti induk beruang kemana-mana sambil belajar menaklukkan alam. Sementara itu, raja Jason menyesali kecerobohannya. Puteri ataupun putera, tapi bayi itu adalah darah dagingnya sendiri. Diutusnya prajurit- prajuritnya menjelajahi hutan. Setelah berbulan-bulan mencari, akhirnya mereka melihat mahluk berwujud manusia yang berlari kencang di lereng- lereng gunung. Wajahnya begitu mirip dengan raja, jadi pastilah dia Atlanta yang di cari-cari.

Gadis cilik itu lalu ditangkap dan dibawa ke istana untuk dididik layaknya seorang puteri raja. Atlanta gadis yang cerdas. Dengan segera dia bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan istana, belajar apa- apa yang perlu, tapi... dia tidak bisa melupakan alam bebas tempatnya dibesarkan. Dia menyayangi segala jenis binatang, tapi yang paling disukainya adalah berlari kencang di alam bebas. Atlanta tumbuh menjadi salah seorang pelari tercepat di Yunani. Akhirnya tibalah saatnya bagi atlanta untuk menikah.

Dia merasa enggan untuk hidup terikat selama-lamanya. “aku hanya mau menikah dengan pemuda yang larinya lebih kencang dari padaku,” kata Atlanta pada ayahnya. Karena Atlanta adalah pelari tercepat di negeri itu, nampakanya takkan ada yang bisa mengalahkannya. Mungkin dia takkan pernah menikah. Atlanta sendiri memang tidak ingin menikah. Beberapa pemuda melamarnya. Mereka mencoba adu lari dengannya. Tapi selalu Atlanta yang menang.

Dan pada suatu hari, putra raja laut, seorang pemuda perkasa yang tampan, melihat Atlanta berlari-lari di sepanjang pantai. Dia langsung jatuh cinta. Pemuda itu bernama
Hippomenes. Dia pergi menemui raja jason dan mendengar tentang persyaratan Atlanta. Dia setuju untuk diuji kecepatan larinya. Tempat dan waktunya pun ditentukan. Hippomenes sendiri adalah pelari cepat, tapi dia pun tahu, akan sulit baginya untuk mengalahkan Atlanta. Hippomenes yang cerdik ini pergi menemui dewi Aphrodite. “Di samping kekuatan, aku juga harus menggunakan akal,” pikirnya.

Hippomenes mengahadap dewi Aphrodite dan mempersembahkan kalung mutiara yang diuntai indah. Mutiara hasil peternakan kerajaan laut, tempat dewa laut ayahnya memerintah. “Tolonglah saya, dewi Aphrodite yang jelita,” sembahnya. Dewi Aphrodite senang mendapatkan persembahan kalung mutiara. Lebih-lebih melihat sopan santun pemuda itu. “Bagaimana aku bisa membantumu?” tanyanya. Hippomenes menerangkan bahwa dia ingin menikah dengan Atlanta, tapi lebih dulu dia harus menang adu lari dengan gadis itu. “Jangan kuatir,” kata dewi Aphrodite. “Ambillah tiga apel emas ini, pergunakan sesuai petunjukku, maka engkau tak akan dikalahkan oleh atlanta.”

Dewi Aphrodite memberikan tiga apel emas yang indah berkilau dan menerangkan bagaimana cara mempergunakannya. Tibalah hari yang di nanti-nantikan. Raja Jason dan para menteri duduk dipanggung kehormatan hendak menyaksikan Atlanta dan Hippomenes adu lari cepat. Begitu melihat Hippomenes, Atlanta langsung jatuh cinta. Tapi dia tak sudi menunjukkan perasaannya, dia justru bertekad untuk mengalahkan Hippomenes.

Pertandingan dimulai. Jelaslah bahwa Atlanta yang akan menang. Tubuh Hippomenes yang gagah perkasa membuatnya kalah gesit. Teringat akan petunjuk dewi Aphrodite, Hippomenes menjatuhkan apelnya yang pertama. Apel emas menggelinding berkilau. Atlanta membungkuk memungutnya dan mengagumi keindahannya. Dengan begitu Atlanta tertinggal jauh. Tapi begitu sadar kembali Atlanta langsung melesat, mengejar Hippomenes.

Hippomenes menjatuhkan sebutir apel sekali lagi dan Atlanta membungkuk mengambilnya. Yang ini lebih cantik dari apel tadi. Kini Atlanta berlari sambil menggenggam dua buah apel. Karena apel-apel itu terbuat dari emas murni yang berat maka Atlanta tak bisa lagi berlari sekencang tadi. Sulit sekali baginya untuk mengejar Hippomenes. Mereka mendekati garis finis. Hampir saja Atlanta berhasil mendahului Hippomenes, tapi segera pemuda itu menjatuhkan apelnya yang terakhir. Atlanta membungkuk mengambilnya, dan... kalahlah dia. Hippomenes meloncati garis finis dan Atlanta harus menikah dengannya. Dan sesungguhnya Atlanta sudah jatuh cinta pada Hippomenes. Dengan hati bahagia akhirnya dia menikah. Raja Jason merasa lega. Kini dia mempunyai menantu yang tidak saja gagah perkasa, tetapi juga pintar dan bijaksana.

Tidak ada komentar: