Jumat, 06 November 2009

Sentuhan Raja Midas


Dahulu, negeri Yunani diperintah oleh seorang raja bernama Raja Midas. Waktu itu, di sana dewa-dewa masih tinggal di Gunung Olympus. Mereka tampan, cantik, anggun, dan sakti. Manusia biasa menaruh hormat dan sedikit takut pada mereka, kecuali Raja Midas. Raja yang periang ini tak pernah punya pikiran, bagaimana mungkin para dewa akan mencelakakannya.

Raja Midas suka sekali mengundang para dewa
ke istananya untuk suatu perjamuan. Ya... Raja Midas sangat tertarik melihat penampilan para dewa yang anggun, cantik, gagah, tampan, dan sakti itu. Raja Midas lupa, kesaktian para dewa mungkin bisa membuatnya celaka. Suatu malam Raja Midas menjamu Dewa Bacchus, Dewa anggur dan Dewa hutan serta beberapa gembala. Karena puas, Dewa Bacchus berjanji akan mengabulkan apa pun permintaan Raja Midas.

Menjamu tamu-tamu terhormat seperti itu
membutuhkan biaya banyak, jadi Raja Midas berharap apapun yang disentuhnya dapat berubah menjadi emas. “Dengan demikian aku tak akan kehabisan uang,”pikirnya. Dewa Bacchus mengabulkan permintaannya. Mula-mula Raja Midas merasa senang. Disentuhnya bunga-bunga di taman istana dan bunga-bunga itu pun berubah menjadi emas. Dia Menyentuh semak-semak, pohon-pohon, serta dinding istana. Semuanya berubah menjadi emas berkilau.

Tapi...ketika Raja Midas lapar, dan ingin
bersantap...apapun yang disentuhnya jadi emas. Paha kalkun, ayam panggang, apel, anggur, semuanya jadi emas. Raja Midas tidak bisa makan. Putri kesayangannya berlari masuk ruang makan, dan memeluk baginda untuk mengucapkan selamat pagi. Astaga...dia pun berubah menjadi patung emas!

Raja Midas putus asa. Tahulah dia sekarang,
betapa berbahayanya jika terlalu serakah. Untunglah Dewa Bacchus kasihan padanya. Dikembalikannya semua yang tadi berubah jadi emas ke wujud semula. Raja Midas merasa lega. Tak lama dia masih saja suka mengundang para dewa untuk datang ke perjamuannya. Kali ini dia mengadakan perlombaan seni suara. Malangnya, baginda lupa tidak memberikan hadiah pertama kepada Apollo dewa matahari. Dewa Apollo diam saja. Dia berlalu sambil mengutuk Raja Midas.

Tukang cukur kerajaanlah yang pertama tahu, apa akibat kutukan dewa Apollo. Telinga Raja Midas berubah menjadi telinga keledai. Mula-mula tukang cukur berusaha menyembunyikan telinga keledai baginda, dengan menutupi nya menggunakan rambut. Tapi, telinga itu tumbuh terus, makin lama makin panjang sampai akhirnya tak bisa lagi disembunyikan. Raja Midas merasa malu. Dia pun mengurung diri dalam kamarnya dan menyuruh tukang cukur berjanji untuk tutup mulut.

Menyimpan rahasia terlalu lama bukanlah hal mudah.
Tak tahan lagi, si tukang cukur menggali lubang dan berbisik ke dalamnya,”Raja Midas punya telinga keledai.” Tukang cukur merasa tak melanggar janji. Dia tidak mengatakan kepada siapapun. Dia hanya berbisik kepada lubang kosong. Dari lubang tumbuhlah rumput dan rumputnya pun makin tinggi. Dewa Apollo menghembuskan nafas kepada rumput itu, dan rumput-rumput itu pun berkata,”Raja Midas punya telinga keledai. Raja midas punya telinga keledai.” Akhirnya seisi kerajaan mengetahui rahasia itu. Rakyat menertawakan dan mengejek rajanya. Namun, setelah Raja Midas minta maaf, Dewa Apollo pun mengampuni dan membuang telinga keledainya itu.

Tidak ada komentar: