Jumat, 23 Maret 2012

Value of Truthfulness

Dahulu kala, ada seorang raja tua. Raja tidak punya anak laki-laki yang bisa menggantikannya sebagai raja. Ini membuat hati raja sangat sedih. Ia memutuskan untuk mengangkat seorang anak laki-laki yang bisa menjadi ahli warisnya.

Pada suatu hari, raja berpikir keras bagaimana cara menemukan seorang anak di negerinya yang pantas dijadikan anak angkatnya. Akhirnya, raja mendapat ide.


Raja memberikan benih-benih tanaman kepada semua anak laki-laki di negerinya. Lalu, raja mengumumkan bahwa barang siapa berhasil menumbuhkan bunga-bunga yang paling cantik dari benih itu, ia akan diangkat menjadi anak dan ahli warisnya.


Semua anak laki-laki menanam benih itu dengan sangat hati-hati. Mereka memelihara tanaman mereka dengan baik.

Salah seorang yang menanam benih itu bernama Yong Tu. Dia memelihara benih yang ditanamnya, setiap hari. Tanpa terasa, setengah bulan sudah waktu berlalu, dan akhirnya satu bulan.


Yong Tu mendapati bahwa benih yang ditanamnya itu belum juga bertunas. Dia bertanya kepada ibunya, “Mengapa belum bertunas juga?”


“Coba ganti tanah yang di dalam potnya,”saran ibunya.


Yong Tu menuruti saran ibunya, tetapi benih itu tetap tidak bertunas juga.


Tak lama setelah itu, hari pemilihan anak angkat pun tiba. Semua anak laki-laki tampil dengan pakaian terbaik mereka, dan membawa pot-pot berisi tanaman yang sudah berbunga. Masing-masing anak sangat ingin menjadi anak angkat raja.


Ketika melihat satu demi satu semua anak-anak laki-laki membawa pot berisi tanaman yang sudah berbunga itu, raja tidak tampak senang. Hingga dilihatnya seorang anak di salah satu sisi sedang menangis sambil memegangi pot bunganya yang kosong.


Raja berjalan mendekati anak itu dan bertanya,”Mengapa kamu membawa pot yang tidak ada tanaman bunganya?”

Tangis Yong Tu lebih keras lagi. Akhirnya, anak itu menjawab,”Setiap hari aku menjaga benih yang kutanam, tetapi benihnya tidak bertunas sama sekali.”

Raja tersenyum pada Yong Tu. Lalu, raja menggenggam tangan anak itu dengan gembira dan mengumumkan dengan suara keras,”Inilah anak angkatku!”


Anak-anak yang lain terkejut dan mereka bertanya,”Mengapa Tuanku Raja memilih anak yang membawa pot bunga tanpa bunga? Bukankah Tuanku mengingikan seorang anak yang bisa menumbuhkan bunga-bunga yang paling cantik?”


“Anak-anakku,”jawab raja,”Kepada kalian semua, aku membagikan benih yang sudah kurebus. Seharusnya, benih kalian sama sekali tidak akan bisa berbuah!”


Anak-anak yang lain menundukkan kepala mereka karena malu. Rupanya, ketika benih pemberian raja itu tidak bertunas juga, mereka menanam benih yang lain untuk menghasilkan bunga-bunga yang cantik. Yong Tu – lah satu-satunya anak yang jujur. Karenanya, raja memilihnya sebagai anak angkat.

Tidak ada komentar: