Penduduk di negeri China suka sekali belajar. Salah satu kisah yang
sering digunakan oleh guru dan orangtua untuk memotivasi seorang anak
agar rajin belajar adalah kisah Sun Kang yang rindu terus membaca hingga terluka.
Sun Kang hidup pada zaman Dinasti Jin (317-420 Masehi). Sejak usia kanak-kanak sudah tampak kepintarannya. Ia suka sekali terhadap buku, tetapi ia dibesarkan dari keluarga yang sangat miskin sampai minyak untuk lampu pun tidak sanggup dibeli. Karena miskin dan dorongan kebutuhan yang mendesak, maka orangtuanya mewajibkan semua anaknya untuk bekerja, termasuk Sun Kang yang masih kecil. Setiap hari ia bekerja sampai menjelang malam sehingga pulang ke rumah dalam keadaan lelah dan juga tidak ada lagi waktu untuk membaca buku karena di rumah tidak ada penerangan. Di desa itu hanya rumah Sun Kang yang tidak ada penerangannya.
Sun Kang hidup pada zaman Dinasti Jin (317-420 Masehi). Sejak usia kanak-kanak sudah tampak kepintarannya. Ia suka sekali terhadap buku, tetapi ia dibesarkan dari keluarga yang sangat miskin sampai minyak untuk lampu pun tidak sanggup dibeli. Karena miskin dan dorongan kebutuhan yang mendesak, maka orangtuanya mewajibkan semua anaknya untuk bekerja, termasuk Sun Kang yang masih kecil. Setiap hari ia bekerja sampai menjelang malam sehingga pulang ke rumah dalam keadaan lelah dan juga tidak ada lagi waktu untuk membaca buku karena di rumah tidak ada penerangan. Di desa itu hanya rumah Sun Kang yang tidak ada penerangannya.
Sun Kang sering berangan-angan kalau saja rumahnya memiliki lampu, maka ia bisa membaca banyak buku. Karena sangat ingin membaca buku, ia bertanya kepada ayah dan ibunya,"Semua tetangga kita mempunyai lampu, hanya rumah kita yang tidak punya lampu. Jika begini terus, siang hari bekerja dan malam hari tidak bisa membaca buku, kapan saya bisa menjadi anak yang pintar. Bisa tidak kita punya satu lampu?"
Mendengar pertanyaan anaknya, kedua oprangtuanya sangat sedih. Dengan berat hati mereka berkata, "Sun Kang, kita sangat miskin dan minyak untuk lampu sangat mahal, kitas tidak sanggup membelinya. Jika kita membeli minyak untuk lampu, kita sekeluarga pelan-pelan bisa mati kelaparan." Setelah berkata begitu kedua orangtuanya meneteskan airmata. Ia pun ikut menangis. Sun Kang sungguh mengerti dan prihatin akan kondisi keluarganya sehingga ia berjanji dalam hati untuk tidak lagi menuntut orangtuanya membeli lampu minyak.
Kerinduan untuk membaca buku tetaplah besar. Sun Kang sering meminjam buku orang lain dan ia selalu mengembalikan buku itu tepat waktu. Kendatipun seharian telah lelah bekerja, malam hari ia selalu pergi ke luar rumah untuk mencari sinar rembulan pada malam hari untuk membaca buku. Namun, karena sinar yang serba terbatas membuat kedua matanya sering letih dan tak sanggup membaca dengan waktu yang panjang.
Pada suatu musim dingin, turun salju yang sangat lebat. Pada waktu malam hari hujan salju berhenti, udara sangat segar, dan malam itu terang rembulan sangat baik. Sun Kang berpikir ini waktu yang baik untuk membaca buku. Karena itu, ia pergi ke luar dengan membawa satu buku dibaca di bawah sinar rembulan dan juga terang dari lampu tetangga. Setelah membaca, ia pun merasa lelah dan ingin pulang. Dalam perjalanan pulang ia tersandung dan bukunya jatuh di atas salju. Karena ingin menyelamatkan bukunya, ia segera bangkit untuk mengambil buku itu walau kakinya terluka. Pada waktu ia hendak memungut bukunya, ia bisa melihat dengan jelas tulisan yang ada dalam buku. Kok bisa? Ternyata salju yang padat bisa memantulkan sinar sehingga bisa membuat cahaya lebih terang dari sinar rembulan.
Menemukan peristiwa ini, Sun Kang pun bergembira karena ternyata di balik musim salju yang dingin dia dapat membaca buku dengan lebih baik. Mulai hari itu tiap malam ia pergi ke luar untuk membaca buku dengan memanfaatkan sinar rembulan dan pantulan cahaya dari salju. Ia terus berusaha melawan dingin agar bisa membaca buku. Padahal, jika orang kedinginan mudah menderita borok di kulit. Penyakit ini disebut dong chuang. Jika orang sudah menderita borok tersebut, borok itu tidak bisa sembuh sampai musim dingin usai. Borok itu membuat daging dan kulit terbuka sehingga perih sekali. Namun, walau harus menderita borok yang sangatperih, Sun Kang tetap pergi pada malam yang dingin hanya untuk bisa membaca buku. Lama kelamaan tangan dan kakinya penuh dengan dong chuang yang sangat perih, tetapi itu sama sekali tidak membuatnya berhenti membaca buku. Menurut Sun Kang, hanya dengan sinar rembulan dan pantulan sinar dari salju ia bisa membaca banyak buku.Oleh karena itu, tidak perduli berapa sakit yang harus ia tahan dari borok musim dingin itu, ia tetap akan membaca buku.
Akhirnya Sun Kang tumbuh menjadi ahli pikir yang brilian dan menjadi penasihat yang baik untuk membangun kerajaan. Kisah ini berkembang dari mulut ke mulut dan dari generasi ke generasi. Kisah Sun Kang sungguh mengharukan dan sering menjadi cerita yang mampu memotivasi anak-anak di China untuk rindu membaca dan belajar. Teruslah membaca dan belajar walau untuk itu harus terluka.
1 komentar:
Kesempatan dapat Uang ... share ya 5.E.E.8.0.A.F.E. F4n5833771n9 ^_^
Posting Komentar