Alvin termasuk orang yang sangat mencintai istrinya. Selain itu, ia juga amat takut sama istrinya. Semua tetangganya sudah sangat paham akan kecintaan Alvin kepada istrinya. Sebab sepasang suami istri ini sering menunjukkan kemesraan di depan umum. Namun, kemesraan yang sudah menjadi buah bibir warga perumahan itu akhirnya berakhir.
Sang istri di panggil oleh Yang Maha Kuasa di usia yang masih sangat muda. Alvin menangis tersedu tiada henti. Bahkan ketika sang istri hendak dimakamkan, Alvin meminta izin untuk membacakan puisi cintanya kepada sang belahan jiwa.
Semua yang hadir terkagum-kagum dengan kecintaan Alvin kepada istrinya. Kekaguman masyarakat semakin membuncah beberapa bulan setelah sang istri meninggal. Mengapa? karena walau sudah tiga bulan istri meninggal, Alvin setiap pagi Alvin masih terus menyiram makam istri dengan air bunga. Karena penasaran, sahabat Alvin yang bernama Riza bertanya.
“Mas Alvin, semua orang sudah tahu bahwa kamu sangat mencintai istrimu. Kamu tidak perlu menyiram air bunga lagi setiap pagi untuk membuktikan cintamu. Kenapa sich kamu harus menyiram air bunga setiap pagi ke makam istrimu? Orang sudah tahu, kamu nggak mungkin berpaling dengan yang lain, kecintaanmu kepada istrimu tiada tandingannya” .
Dengan menarik napas panjang, Alvin menjawab, “dulu istriku pernah berwasiat, nanti bila aku meninggal jangan buru-buru kawin lagi. Mas boleh kawin lagi apabila rumput di makamku sudah setinggi lutut”. Maka agar aku bisa menunaikan amanah istriku itu, setiap pagi makamnya aku siram air agar rumput di makam istriku bisa tumbuh dengan cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar