Dahulu ada seorang jutawan yang
memiliki tanah yang sangat luas. Luasnya tak dapat diukur. Ia bermaksud
menjual tanah itu dengan harga sepuluh ribu sehari. Maksud harga sepuluh
ribu sehari adalah si pembeli diwajibkan membayar dahulu uang sebanyak
sepuluh ribu rupiah, kemudian jutawan ini memberi kebebasan kepada
pembeli untuk memiliki tanah seberapa ia mau. Syaratnya sangat
sederhana; si pembeli diharuskan berlari selama satu hari dengan
membentuk satu lingkaran. Seberapa besar ia ia dapat membentuk
lingkaran, maka luas juga tanah yang akan menjadi miliknya. Tetapi jika
ia tidak berhasil membentuk lingkaran, maka ia tidak akan mendapatkan
apa-apa.
Ada seorang pemuda bermaksud
memiliki tanah tersebut dengan memenuhi syarat yang ditetapkan jutawan
tersebut. Setelah membayar uang, pagi-pagi benar ia sudah mulai
berlari-lari. Dalam hatinya ia berpikir, aku akan membuat lingkaran yang
lebih besar, agar mendapat tanah yang lebih luas.
Waktu berjalan dengan cepat,
tanpa terasa matahari sudah berada di tengah-tengah. “Wah, jam dua
belas”, katanya. Ia merasa perutnya mulai berbunyi, meminta makan.
Tetapi ia menghibur perutnya dengan berkata, ”sabar sejenak, sampai sore
nanti kita kita baru makan sekenyang-kenyangnya” ia melanjutkan
larinya. Matahari mulai condong ke barat . ia mulai merasa kecapaian,
sudah seharusnya istirahat sejenak. Tetapi ia merasa sayang, karena
dengan istirahat akan kehilangan sebagian tanah. Sekali lagi ia
menghibur dirinya, “biarlah aku berakit-rakit ke hulu, berenang-renang
ketepian. Jika selesai, besok saya akan menjadi jutawan” agar mendapat
tanah yang lebih luas ia membuat lingkaran yang lebih besar dan berlari
makin cepat.
Matahari secara perlahan-lahan mau menyembunyikan diri di sebelah barat. Pemuda ini, baru menyadari bahwa lingkaran yang dibuatnya terlalu besar. Jarak sekarang dengan garis finish masih sangat jauh. Ia berpikir “jika aku tidak berhasil sampai ke titik finish, maka jerih lelah seharian ini akan menjadi sia-sia, ayo lari lebih cepat, lebih cepat….” Meskipun kehabisan tenaga, ia ia memaksakan diri untuk mengumpulkan semangat agar sampai ke titik finish.
Akhirnya ia berhasil tetapi
begitu sampai di garis finish, ia jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri
untuk selama-lamanya. Si jutawan tidak dapat berbuat apa-apa, selain
memberi sebidang tanah untuk si pemuda untuk tempat peristirahatannya yang terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar