Minggu, 07 Oktober 2012

Lobak Raksasa

Pada jaman dahulu kala, di sebuah negeri yang subur dan makmur, hidup dua orang kakak beradik yang sifatnya sungguh berbeda satu sama lainnya. Si Sulung adalah seorang pedagang yang kaya raya, tapi ya ampun... sungguh kikir dan sombong. Sedangkan si Bungsu adalah petani lobak yang hidup sederhana, tapi amat baik dan tulus. Nah, suatu hari, Raja yang memimpin negeri itu berulang tahun. Semua orang sibuk mempersiapkan pesta dan hadiah ulang tahun untuk sang raja. Termasuk si Sulung dan si Bungsu. 

”Hey, Bungsu. Kau sudah dengar bahwa raja akan berulang tahun pekan depan?” si Sulung menyapa si Bungsu. ”Ya, aku sudah dengar, tapi aku bingung..” si Bungsu kebingungan sambil garuk – garuk kepala. 

“Kenapa kau bingung?” tanya si Sulung. “Aku ingin datang ke pesta raja, tapi aku tak tahu harus membawa hadiah apa....” jawab si Bungsu. “Hahahaha...itulah susahnya jadi petani lobak...memberi hadiah untuk raja pun kau tak mampu...hahahahahahha... mengapa...mengapa tak kau berikan saja hasil panen lobakmu? Raja pasti akan suka! Ahahahahah” ledek si Sulung sambil terus tertawa – tawa. 

Si Sulung selalu saja mengejek adiknya, si petani lobak. Padahal kan tidak ada salahnya menjadi seorang petani. Tapi, walaupun diejek dan ditertawakan begitu, si Bungsu tidak merasa sakit hati atau putus asa. Dia terus berpikir tentang kado apa yang pantas untuk sang raja. Kebetulan sekali, sehari sebelum ulang tahun raja adalah waktunya untuk panen lobak. Namun, ada kejutan besar yang menanti si Bungsu. 

“Ya ampun...lobak ini berat sekali...aduh...aku hampir tak kuat mencabutnya....aarrrggghh...” si Bungsu berusaha keras untuk mencabut lobak dari tanah. “Hah? Besar sekali lobak ini! Wah..hampir 10 kali lipat ukuran lobak biasa! Wah...apa yang harus kulakukan dengan lobak sebesar ini ya.....Aha! Aku tahu! Aku akan menghadiahkannya pada raja, seperti usul si sulung kakakku!” si Bungsu kegirangan.

Maka si Bungsu datang ke istana membawa lobak raksasa. Dia sampai harus menyewa kereta kuda untuk membawa itu, saking besarnya. Ketika sampai di istana, semua orang tercengang melihat ukuran lobak itu. Tak ada satu orang pun yang bersuara. 

“Raja yang bijaksana, ada seorang petani datang membawakan hadiah untuk ulang tahun Yang Mulia.” pengawal Raja memberitahu sang Raja. “Seorang petani? Ah, bolehlah, cepat suruh dia masuk.” Memerintahkan sang pengawal. “Petani, kau boleh masuk.” Sang pengawal menyuruh si Bungsu untuk masuk ke ruangan Raja. “Ampuni hamba raja, ini hamba bawakan lobak raksasa dari kebun hamba sendiri untuk ulang tahun Yang Mulia.” sambil menunduk hormat ke sang Raja. “Hahahaha...baru pertama kali aku melihat lobak sebesar ini! Kau pasti petani yang sangat rajin dan tekun! Aku terima hadiah ini, aku senang sekali punya lobak raksasa.

Tidak ada komentar: