Beratus tahun yang lalu ada seorang raja yang memiliki batu penggiling ajaib. Batu ajaib itu bisa mengabulkan apa saja yang diminta oleh pemegangnya. Hanya tinggal mengatakan apa yang kita inginkan dan memutar batu penggiling ajaib itu maka apa yang kita minta pasti akan terkabul. Jika emas yang diminta, maka emas yang keluar, jika nasi yang diminta maka akan segera terhidang.
Seorang pencuri berencana untuk mencuri batu penggiling ajaib itu. Berhari-hari dia memikirkan cara mencurinya, namun rencananya selalu terlihat tidak bagus.
Suatu hari dia menyamar menjadi seorang pejabat dan mendatangi kantor para pelayan istana. Dia mengajak ketua mengobrol, lalu si pencuri berkata: “aku dengar raja mengubur sebuah batu penggiling ajaib karena dia selalu curiga dan tidak percaya pada para menterinya.”
“Hah, raja tidak percaya pada para menterinya? Kata siapa tuh?”
“Semua orang desa membicarakannya,” kata pencuri yang gembira karena pancingannya berhasil. “Katanya raja menggali lubang yang sangat dalam untuk menguburnya karena takut ada orang yang akan mencurinya.”
“Omong kosong!” kata ketua pelayan. “batu penggiling ajaib itu ada di samping bunga lotus di dalam taman istana.”
“Oh, benarkah?” kata si pencuri dengan berseri-seri.
“Tidak ada seorang pun yang berani mencurinya,” kata ketua pelayan, “orang gila mana yang mau mencurinya, sementara tempat itu selalu ramai orang berlalu-lalang.”
Si pencuri sangat gembira karena berhasil mendapatkan informasi berharga. Selama beberapa hari dia mempelajari situasi di dalam taman tempat batu penggiling ajaib itu berada. Hingga suatu malam yang gelap, si pencuri memanjat tembok istana dan mencuri batu penggiling ajaib tersebut.
Si pencuri sangat bangga dengan keberhasilannya, namun dia juga merasa takut. Jika raja menyadari bahwa batu penggiling ajaibnya telah hilang maka ia akan mengintrogasi semua penduduk dan ia akan tertangkap. Si pencuri lalu memutuskan untuk mencuri sebuah perahu untuk pulang ke kampung halamannya di seberang lautan. Beberapa saat setelah kapal yang dicurinya berlayar ke tengah laut dia mulai memikirkan apa yang akan dimintanya dari batu penggiling ajaib itu.
“Aku harus meminta sesuatu yang bisa membuatku menjadi kaya!” pikirnya.
“Garam!” teriaknya tiba-tiba, “Semua orang membutuhkan garam. Aku bisa menjualnya dengan harga mahal. Dan aku akan kaya!”
Maka dia mulai berlutut dan memutar batu penggiling tersebut sambil bergumam, “Garam! Garam! Beri aku garam!”
Dan dia mulai tertawa dan menari dengan gembira ketika dilihatnya butiran-butiran garam mengalir dari batu penggiling ajaib tersebut.
“Aku kaya!” teriaknya sambil terus bernyanyi dan menari.
Sementara penggiling batu itu terus berputar mengeluarkan butiran garam hingga memenuhi separuh kapal. Begitu si pencuri menyadarinya garam sudah hampir membuat kapal tenggelam. Dengan panik dia berusaha menghentikannya. Namun penggiling batu itu sudah tertimbun oleh gunungan garam, sehingga akhirnya kapal itu pun tenggelam bersama semua isinya. Hingga kini penggiling batu ajaib tersebut terus berputar dan terus menghasilkan garam karena tidak ada seorang pun yang berhasil menemukan dan menghentikannya. Itulah sebabnya sampai sekarang air laut selalu asin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar