Selasa, 23 Februari 2010
History of Harley Davidson - Part 2
Harley Davidson berhasil menanamkan imejnya sebagai sepeda motor yang andal. Ketika Perang Dunia I dan II, HD diandalkan untuk kendaraan perang. Perang Dunia usai, justru penggemar semakin ramai.
Di halaman belakang sebuah rumah di 38th Street, Highland Avenue, Milwaukee, William 'Bill' Harley dan Arthur Davidson mengibarkan “Harley Davidson Motor Co.” Waktu itu, tahun 1903, banyak peristiwa penting lain di dunia mesin mekanik. Henry Ford sedang bereksperimen menciptakan sebuah benda yang selanjutnya disebut mobil. Wright Bersaudara juga sedang mewujudkan mimpi menciptakan pesawat terbang. Ford sukses mencatat kesejarahan kendaraan roda 4 dengan mobil model T-nya, dan Wright berhasil mengembangkan pesawat udara sederhana. Sementara itu, Harley dan Davidson memproduksi ikon penting dalam sejarah kendaraan roda dua.
Pada tahun pertama produksi, mereka hanya membuat tiga mesin yang dijual dengan sistem 'ijon' karena mereka menerima bayaran penuh meskipun mesin belum terpasang pada masing-masing sepeda. Pembeli pertama, Meyer, mengendarainya sejauh 9.655 kilometer. Pemilik kedua, Lyon, mengendarainya lebih jauh lagi. HD pertama ini berpindah tangan lagi hingga tiga kali.
Tahun 1906, Harley Davidson memindahkan bengkelnya ke tempat yang lebih luas di Juneau Avenue. Saat itu mereka sudah bisa memproduksi 150 unit motor yang kebanyakan dibeli oleh kepolisian setempat. Enam tahun setelah berdiri, Harley Davidson memproduksi mesin dua silinder berkonfigurasi V bersudut 45 derajat. Kapasitas mesinnya sekitar 790 cc, mampu menghasilkan tujuh tenaga kuda, dan bisa dibesut hingga 60 mil per jam. Model mesin V adalah terobosan Harley Davidson, yang selanjutnya banyak ditiru oleh produsen sepeda motor lainnya.
Pada tahun tersebut, produksi HD sudah menembus angka 1.000, tepatnya 1.149 unit. Dua tahun kemudian, HD harus menghadapi pesaing yang tidak lain terinspirasi karena kisah sukses mereka. Pada 1911, paling tidak ada sekitar 150 merek motor di pasar AS. Namun, HD tetap melenggang. Pada 1913, produksi Harley-Davidson hampir mencapai 13.000 unit. Saat itu HD mengklaim mesin pertama bikinan mereka telah menempuh jarak 160.100 km. Dalam jarak tempuh sejauh itu, mesinnya tetap berfungsi optimal, dan masih menggunakan bantalan poros orisinal. Dari sini HD mulai menjual imejnya sebagai motor yang andal.
Tahun 1913 merupakan masa yang paling fenomenal dalam sejarah HD. Saat itu, untuk pertama kali mereka melakukan ekspor, salah satunya ke Inggris. Pada masa Perang Dunia I, angka produksi HD sekitar 20.000 unit, membengkak karena Pemerintah AS memesan untuk keperluan perang. Saat itu HD telah menjadi pabrik sepeda motor terbesar di Indonesia, yang dipasarkan di 67 negara.
Pada dekade 1920-an, HD mengembangkan kapasitas mesin V menjadi 74 inci kubik atau setara 1.184 cc. Karena terus mengembangkan produknya, HD tidak lumpuh ketika memasuki malaise ekonomi tahun 1933. Volume produksi memang menurun menjadi 3.700 unit. Malaise ekonomi usia, HD langsung tancap gas. Mereka memperkenalkan model EL dengan mesin berkapasitas 976 cc yang kemudian populer dengan sebutan Knucklehead.
Perang Dunia II menjadi blessing in disguise bagi HD. Setelah Jepang menyerang Pearl Harbour, pabrik HD diarahkan untuk kebutuhan pasukan Sekutu. Kebutuhan konsumen sipil ditinggalkan sama sekali. Selama 1941-1945, sekitar 90.000 unit seri WML dibuat. Untuk prestasi itu, Harley-Davidson mendapat medali ''E'' dari Angkatan Bersenjata AS.
Perang dunia usai, permintaan sepeda motor justru meningkat di AS. Sebab, di masa damai para bekas serdadu gemar berpetualang mengenang romantisme masa perang. Kecenderungan ini tentu saja meningkatkan permintaan sepeda motor. Kaum veteran inilah cikal bakal penggemar fanatik HD.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar