Pada suatu ketika hiduplah dua bersaudara. Tulo si kakak dan Tulio si adik. Mereka sangat baik dan ramah. Namun ada keanehan pada tubuh mereka. Tulo memiliki kaki yang panjang setinggi rumah, namun tangannya pendek sekali. Sementara Tulio memiliki kaki yang amat pendek namun tangannya amat panjang sehingga bisa memeluk sebuah rumah. Anak-anak menyukai mereka. Namun orang dewasa menganggap mereka aneh. Tulo dan Tulio senang menghibur anak-anak. Mereka bercerita, melucu, bernyanyi...
Suatu hari Tulio berkata kepada Tulo, “Kak, aku mendengar cerita tentang kolam ajaib. Konon kolam itu bisa membuat tubuh kita normal. Aku tidak suka dianggap aneh dan ditertawakan. Ayo kita cari kolam ajaib itu.”
Tulo berpikir sejenak. “Baiklah! Mari kita berpetualang mencari kolam ajaib itu!” ujarnya kemudian.
Di sepanjang perjalanan, Tulo an Tulio bertemu banyak orang. Ada yang menganggap mereka aneh, ada pula yang menerima mereka dengan senang hati. Yang jelas, kemanapun mereka pergi, mereka selalu menghibur anak-anak. Mereka bermain akrobat ataupun melucu. Anak-anak sangat gembira melihat pertunjukan mereka.
Lama-kelamaan orang dewasa pun mulai menyukai pertunjukan Tulo dan Tulio. Tulo dan Tulio menjadi amat terkenal. Mereka diundang di berbagai perayaan dan pesta. Ketenaran mereka akhirnya terdengar Raja Tenggara.
Raja mempunyai masalah. Putranya sangat pemurung. Ia tidak mau tertawa dan amat pemarah. Sifat putranya itu membuat raja sedih. Dengan sifat seperti itu, putranya akan sulit menjadi raja yang dicintai rakyatnya kelak. Berbagai tabib, pelawak, tukang sulap, tak mampu membuat pangeran kecil itu tersenyum. Raja Tenggara akhirnya mencoba memanggil Tulo dan Tulio. Ia berharap Tulo dan Tulio berhasil.
Kedua kakak adik itu datang ke istana Raja Tenggara. Mereka mencoba menghibur pangeran kecil. Mereka menari, menyanyi, melucu, dan berakrobat. Mula-mula pangeran kecil tak tertarik. Namun lama-lama ia mulai memperhatikan Tulo dan Tulio. Tulo dan Tulio memang berbeda dengan penghibur lainnya. Mereka sangat menyukai anak-anak. Tulo membopong sang pangeran kecil di atas pundak. Pangeran pun dapat melihat kota dengan jelas. Tulio menggunakan tangannya yang panjang untuk mengayun tubuh pangeran. Pangeran kecil merasa terbang seperti burung. Wah, hanya Tulo dan Tulio yang sanggup melakukan hiburan seperti ini.
Pangeran kini mulai sering tertawa dan bergembira. Pangeran itu juga tidak pemarah dan egois lagi. Rupanya selama ini pangeran merasa kesepian dan bosan. Tulo dan Tulio mengajarinya cara berteman dan menjaga perasaan orang lain.
Raja gembira luar biasa. “Mintalah apa saja. Pasti kukabulkan!” ujarnya pada Tulo dan Tulio.
“Baginda yang baik. Kami dua bersaudara sebenarnya sedang mencari kolam ajaib. Konon, kolam tersebut dapat membuat kami normal seperti orang lain. Jika Baginda tahu di mana tempatnya, ijinkanlah kami ke sana,” jawab Tulo.
“Itu bukanlah permintaan yang sulit. Kebetulan sekali kolam ajaib yang kalian maksud itu adalah milikku. Pakailah sesuka kalian!”
Raja segera menyuruh pengawal mengantarkan Tulo dan Tulio. Sesampainya di kolam ajaib, Tulo dan Tulio langsung menceburkan diri ke dalam kolam ajaib. Luar biasa! Beberapa saat kemudian mereka menjadi orang normal. Kaki dan tangan mereka tidak lagi kepanjangan atau kependekan. Tulo dan Tulilo senang bukan sekali
Kini Tulo dan Tulio tak perlu merasa berbeda dengan orang lain. Mereka menjalani hidup baru mereka dengan puas. Namun lama kelamaan, mereka merasa kehilangan sesuatu. Ada yang kurang dalam hidup mereka.
Lama mereka berpikir. Akhirnya mereka sadar. Sekalipun keinginan mereka terpenuhi, namun mereka telah kehilangan sesuatu yang amat berharga. Yah, mereka telah kehilangan diri mereka sendiri. Tulo dan Tulio yang dulu telah hilang. Tidak ada Tulo yang kakinya sering dipanjati anak-anak dengan riang. Tidak ada Tulio yang mampu mengayunkan pangeran kecil sampai tergelak-gelak. Tidak ada lagi Tulo dan Tulio yang dulu sangat dicintai anak-anak. Orang banyak pun tidak dapat menyaksikan pertunjukan mereka lagi. Tulo dan Tulio mulai dilupakan orang.
Tulo dan Tulio mulai berpikir kembali. Setelah menimbang-nimbang cukup lama, akhirnya mereka kembali menghadap raja Tenggara.
“Yang Mulia, kami sangat senang menjadi normal. Namun kami telah kehilangaan diri kami. Lama kami berpikir. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali menjadi Tulo dan Tulio yang dulu. Sekalipun aneh, itulah diri kami yang sesungguhnya,” ujar dua bersaudara itu.
Raja Tenggara kembali mengabulkan permintaan mereka. Raja menyuruh pengawalnya mengantar mereka ke kolam ajaib. Tulo dan Tulio segera menceburkan diri mereka ke kolam itu. Dan sejak itu, tubuh mereka kembali seperti semula. Hidup mereka pun kembali gembira seperti dulu. Dikelilingi anak-anak yang mencintai mereka.
Cerita diambil dari: www.cerpen.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar